Tahu campur for my breakfast.
Usai sakit beberapa hari terakhir, saya tidak berselera untuk makan. Tiba-tiba hari ini ingin makan yang segar dan pedas. Kebetulan punya tahu, di freezer ada singkong parut dan juga daging sapi bertulang. Timbul insiprasi membuat tahu campur Surabaya atau ada ada juga yang menyebutnya tahu campur Lamongan. Hampir sama pula dengan lontong balap, hanya saja tahu campur penjualnya mangkal di warung sedangkan lontong balap dijajakan berkeliling dengan pikulan.
Surabaya atau Lamongan? Entahlah, tapi daripada orang Surabaya atau Lamongan nanti protes jika disebut hanya salah satu dari kota tersebut, maka saya namakan tahu campur Surabaya/Lamongan. Atau karena keduanya di wilayah Jawa Timur, layak juga disebut tahu campur Jawa Timur untuk membedakan dengan tahu campur lain wilayah lain, misalnya tahu campur Magelang yang memang berbeda jenisnya.
Tahu campur (again) for my lunch.
Anyway, ciri khas tahu campur ini adalah dengan memakai petis di sambelnya atau makin enak jika ditambahkan dalam bumbu kuahnya. Tahu campur Surabaya/Lamongan ini juga berbeda dengan tahu campur lain karena memakai kuah dan daging. Selain itu ada daun selada segar, lento (perkedel singkong) dan juga tahu goreng dan mie serta tauge.
Begitu selesai masak, selera makan saya yang hilang, kembali pulih. Saking doyan-nya, untuk hari ini dari sarapan, makan siang dan makan malam menu makan saya sama: tahu campur. Mantap!
Bon appetit!
Tahu Campur Surabaya/Lamongan atau Lontong Balap
Bahan:
-1 potong tahu Cina (tahu putih) --> beri garam dan goreng sampai kulitnya kecoklatan agak kering. Potong-potong (bisa dengan gunting makanan), sisihkan.
-Kerupuk atau emping.
-Lontong/ketupat --> Di Inggris lontong dibuat dengan "rice boil in the bag", tersedia di supermarket di bagian rice. 1 box isinya 4 plastik. Rebus dengan air yang banyak sampai terendam, minimal 1 jam atau hingga tidak lagi tampak butiran nasi/besar. Angkat dan dinginkan.
-Tauge secukupnya -->Beberapa genggam. Kalau di Inggris sekitar 1/2 bungkus yang dijual di supermarket.
- 1 ikat daun selada --> saya pakai romaine letuce
- Mie kuning --> jika pakai mie kering, siram air panas sampai empuk, tiriskan.
Kuah:
- 500 gr daging sapi berurat --> Biasanya saja memakai beef on the bone (beef shoulder), bisa dibeli di Halal butcher.
- Daun salam 2 lembar dan daun jeruk 5 lembar
- Jahe dan lengkuas, masing-masing sekitar 2-3 iris atau di-keprek (dipukul hingga gepeng).
- 1-2 serai (lemon grass) di-keprek.
- Air secukupnya.
--> Masukan semua bahan dalam panci rebus sampai wangi dan daging empuk. Ambil daging, potong-potong dan masukkan kembali dalam kuah.
Bumbu halus:
- 1 sdt ketumbar bubuk
- 1/2 sdt kunyit bubuk (1 cm kunyit segar)
- 5 butir bawang merah ( atau 1 butir onion)
- 5 siung bawang putih
- 1 sdm petis udang
--> Haluskan semua bumbu, tumis dengan sedikit minyak sampai wangi. Masukkan dalam kuah rebusan daging.
Lento (Perkedel singkong):
- 1 buah singkong ukuran sedang/besar, kupas dan parut --> Di Inggris saya memakai grated cassava (singkong parut) dijual di toko Cina di bagian frozen food.
- 1 batang daun bawang iris tipis
- 1 sdt ketumbar bubuk (coriander powder)
- Garam secukupnya.
--> Campurkan semua bahan, bentuk lonjong dan gepeng. Goreng sampai kecoklatan. Sisihkan.
Sambal Petis:
- 10 butir cabai rawit atau cabai hijau keriting di toko India
- 3 sdm petis udang
--> Rebus cabai sampai matang, haluskan dan campur dengan petis udang. Tambahkan beberapa sendok air panas untuk meratakan.
Cara penyajian:
Dalam mangkuk, masukkan mie, daun selada, potongan tahu, lento dan daun bawang, siram dengan kuah+daging.
Sajikan dengan sambal petis dan perasan jeruk nipis dan kerupuk.
--> Jika ingin sedikit manis, bisa ditambah kecap.
And tahu campur for my dinner.
Enak sekali ya Nak, sampai kuahnya pun sayang kalau tidak dihabiskan.
hmmm rasanya kelihatannya lezat banget, enak kalo buat makan siang nih. Perutku ikutan keroncongan waktu bacanya. Thanks infonya
Posted by: clock widget for blog | October 05, 2011 at 02:50 AM