Dalam rangka multicultural week di sekolah, murid yang berasal (atau keturunan) non British diminta membawa makanan dari asal negaranya masing-masing.
Kirana, puteri sulung saya, pagi ini membawa sate ayam. Selain karena one of the most famous food from Indonesia, juga karena gampang dimakannya. Mudah untuk dibagi-bagi, satu anak satu tusuk. Tidak perlu pula pakai piring.
Continue reading "Multicultural week" »
Keluarga kami suka sekali lauk dari kambing karenanya kalau beli kambing tidak sekilo- dua kilo tapi at least separuh kambing. Selain lebih murah juga karena saya bisa menyimpan di freezer dan menggunakan bagian-bagian daging kambing itu untuk berbagai jenis makanan. Saya minta butcher atau tukang daging untuk memotong-motong kambing sesuai kebutuhan.
Iga atau ribs dan chops untuk lamb chops dan iga bakar, daging dan sedikit lemak untuk sate serta paha untuk lamb shawarma/kebab atau dibuat kambing kuling. Sedangkan daging dengan banyak tulang bisa dipakai sop kambing atau gulai or curry. Tidak ada yang terbuang.
Continue reading "Kambing guling with love" »
Beberapa hari sebelum puasa saya masak ayam bakar padang dan sambel cabai hijau. Kebetulan suami pergi kerja pagi-pagi dan saya bekali lunch box dengan menu tersebut.
Tidak lama setelah waktu makan siang, suami kirim SMS, " Mummy, Ayah berasa seperti makan di warung Padang di Jakarta," katanya. " Thank you for the delicious lunch, " tambahnya. Alhamdulillah.
Continue reading "Ayam Bakar Padang with Love" »
Saat liburan panjang seperti saat ini, di rumah harus sedia banyak makanan. Karena, sepertinya belum lama waktu breakfast lewat, tanpa terasa sudah waktunya lunch. Dua anak saya selalu curious dengan menu makanan yang dihidangkan. Dengan penuh semangat selalu bertanya, What's for breakfast? What's for lunch? What are we having for dinner?
Homemade burger adalah salah satu menu yang biasanya akan ditanggapi dengan " YES!" dan diakhiri dengan " Thank you Mummy, that was delicious!". Well, mereka selalu berkomentar yang sama, apa pun yang dimasak ibunya.
Continue reading "Burger with Love" »
Terus terang saya belum pernah makan sate lilit Bali sebelumnya ( nah lho!). Begini ceritanya, mengapa saya nekat membuat sate yang rasanya pun saya belum pernah mencicipi.
Seorang sahabat yang sudah 25 tahun tinggal di London akan pulang ke Indonesia, for good, bulan Februari ini. Kami pun mengadakan perpisahan kecil-kecilan. Menu yang sudah tersedia adalah urap dan ayam+telur bumbu Bali. Saya pun berpikir lauk apa untuk melengkapi menu Bali ini. Kebetulan sahabat saya ini orang Bali.
Continue reading "Sate lilit with love " »
Tidak seperti daging sapi, kambing atau ikan yang biasa dimasak setengah matang (rare/medium rare) , ayam harus diolah sampai betul-betul matang. Karena ayam dan daging unggas lain (poultry), juga telor sering menjadi tempat berkembang bakteri salmonella.
Kehati-hatian dengan salmonella ini terutama jika memasak dengan dibakar (barbeque) dimana seringkali daging sudah masak (gosong) di bagian luar tetapi masih mentah di dalamnya. Alasan inilah yang membuat saya lebih sering menggunakan resep ayam yang dimasak dulu (diungkep) sebelum di bakar.
Continue reading "Ayam bakar Solo with love" »
Recent Comments